Senin, 26 Maret 2012

Penjelasan Pemerintah Tentang Rencana Kenaikan Harga BBM


Dear Blogger,
Apapun pendapat kita tentang isu kenaikkan harga BBM karena  informasi media yang beredar saat ini, sebaiknya kita ‘mendengarkan’ dulu penjelasan pemerintah yang disampaikan Sekretariat Wakil Presiden untuk dijadikan sebagai pembanding opini yang (mungkin) telah kita yakini ataupun sekedar 'lawan tanding' untuk pemikiran kita yang masih mencak-mencak sedikit memberontak.
Saatnya untuk kita menjadi bijak. Saatnya untuk kita bertindak bijak.
    Inilah Penjelasan Rencana Kenaikan Harga BBM Bersubsidi

Inilah penjelasan yang disampaikan Sekretariat Wakil Presiden terhadap pertanyaan-pertanyaan seputar kenaikan harga BBM bersubsidi:
Mengapa pemerintah menaikkan harga premium dan solar?
Harga jual premium dan solar saat ini, yaitu Rp 4.500/liter, jauh lebih rendah dari harga pokoknya. Pemerintah harus menambal kekurangan itu dengan mengambil uang (subsidi) dari APBN. Dalam APBN 2012, pemerintah dan DPR menyepakati harga 90 dollar AS/barel, kenyataannya selama Februari rata-rata harga minyak Indonesia 122,17 dollar AS/barel. Sedangkan konsumsi solar dan premium juga meningkat dari 35,8 juta kiloliter pada 2010 menjadi 38,5 juta kiloliter. Akibatnya, subsidi solar dan premium sepanjang 2012 akan melonjak dari Rp 123,6 triliun menjadi Rp 191,1 triliun. Jika harga minyak dunia terus naik, subsidi akan menggelembung di luar kemampuan anggaran negara. Padahal, masyarakat yang kurang mampu akan menikmati manfaat yang lebih besar jika harga premium dan solar sedikit lebih tinggi (naik). Mengapa? Sebab, masyarakat kurang mampu bukan konsumen premium maupun solar yang terbesar.
Memangnya harga premium dan solar di Indonesia lebih murah disbanding dengan harga di negara-negara lain?
Harga jual premium dan solar di Indonesia jauh lebih murah daripada harga yang serupa di negara-negara tetangga. Harga eceran premium dan solar di Indonesia Rp 4.500, sementara di Malaysia harga premium 1,90 RM (Rp 5.753), Filipina 56.5P (Rp 12.147), dan Singapore 2.150 dollar Sin (Rp 15.695). Karena lebih murah, para penyelundup justru menikmati perbedaan harga ini dan merugikan keuangan negara dan kita semua.
Indonesia kan negara penghasil minyak, jika harga minyak naik bukankah penerimaan Pemerintah naik?
Betul, jika harga minyak naik, penerimaan negara juga naik. Namun, pada saat yang sama pengeluaran negara juga melonjak. Perhitungannya, setiap kenaikan harga sebesar 1 dollar AS/barel, dengan asumsi kurs Rp 9.000/dollar AS, akan menaikkan penerimaan sebesar Rp 3,37 triliun. Namun kenaikan 1 dollar AS/barel itu juga meningkatkan pengeluaran negara dalam jumlah yang lebih besar, yakni Rp 4,3 triliun, untuk kenaikan subsidi BBM sebesar Rp 2,83 triliun, subsidi listrik Rp 280 miliar, dana bagi hasil daerah Rp 470 miliar, dan kenaikan anggaran pendidikan secara otomatis Rp 720 miliar. Jadi, secara netto setiap ada kenaikan harga minyak sebesar 1 dollar AS/barel, APBN harus menanggung beban tambahan Rp 900 miliar. Beban totalnya tinggal mengalikan jumlah ini dengan berapa dollar AS kenaikan harga minyak.
Sebagai tambahan produksi minyak kita terus menurun. Pada 2008 lalu produksi minyak kita masih 930,3 ribu barel/hari dengan konsumsi BBM sebesar 38,1 juta kiloliter/tahun. Sementara pada 2011, produksi minyak kita sudah turun menjadi 900 ribu barel/hari dan konsumsi BBM bersubsidi, termasuk minyak tanah, naik tajam menjadi di atas 40,2 juta kiloliter/tahun. Tidak boleh dilupakan, bahwa sejak Mei 2008, harga jual premium juga tidak berubah.
Artinya, jika harga minyak mentah tidak melonjak tinggi harga jual BBM bersubsidi bisa turun?
Betul, harga BBM bersubsidi juga bisa turun jika harga minyak mentah rendah. Sebagai gambaran, pada Mei 2008 harga rata-rata minyak Indonesia mencapai 121 dollar AS/barel, pada saat itu Pemerintah terpaksa menaikkan harga premium dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000/liter. Namun, per 1 Desember 2008, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menurunkan harga premium menjadi Rp 5.500/liter karena harga rata-rata minyak Indonesia sejak Januari – Desember 2009 sudah turun menjadi 95,87 dollar AS/barel. Saat harga minyak mentah Indonesia turun lagi, Presiden SBY juga menurunkan harga jual premium menjadi Rp 5.000/liter (15 Desember 2008), dan sekali lagi menjadi Rp 4.500/liter (15 Januari 2009). Sejak saat itu harga premium dan solar tidak pernah naik kendati harga minyak mentah Indonesia kembali melonjak.
Apakah Pemerintah tidak mencari solusi lain, di luar menaikkan harga premium dan solar?
Untuk mengantisipasi melonjaknya defisit anggaran akibat melonjaknya harga BBM, Pemerintah tidak hanya menaikkan harga BBM bersubsidi. Ada serangkaian kebijakan mulai dari penghematan pengeluaran, optimalisasi penerimaan negara dari pajak maupun non-pajak, serta memanfaatkan sisa anggaran lebih (SAL) tahun lalu. Itu sebabnya Pemerintah mengusulkan RAPBN Perubahan 2012. Secara total, serangkaian kebijakan optimalisasi anggaran ini dapat menghemat Rp 183,6 triliun, dimana Rp 53,8 triliun di antaranya dari penghematan subsidi BBM.
Kalau Pemerintah bisa mengurangi defisit dengan menghemat anggaran, mengapa masih harga menaikkan harga premium dan solar?
Pengurangan subsidi untuk premium dan solar bukan semata-mata untuk menghemat anggaran. Ada 5 (lima) alasan penting utuk berkomitmen mengurangi subsidi BBM. Pertama, lebih berpihak pada si kecil karena data survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS menunjukkan, rata-rata rumah tangga kaya menikmati subsidi bensin 10 kali lipat lebih besar daripada rumah tangga miskin. Kedua, lebih hemat dan ramah lingkungan, karena pemangkasan subsidi membuat harga premium dan solar menjadi wajar, dan akan mendorong masyarakat mengurangi penghematan BBM dan cenderung konversi ke sumber energy lain yang lebih bersih, terutama gas. Ketiga, lebih bermanfaat karena dana yang seharusnya habis untuk subsidi saja bisa dialihkan pemakaiannya untuk membiayai belanja lain yang lebih berguna bagi rakyat banyak. Keempat, lebih benar karena pemangkasan subsidi mengurangi dorongan untuk penyelewenangan dan penyelundupan. Kelima, lebih awet karena efek positif pengurangan subsidi premium dan solar akan terasa dalam jangka waktu cukup lama akan meringankan beban negara pada tahun-tahun mendatang.
Sumber:  www.setkab.go.id
Gambar: www.tulismerah.blogspot.com /pertamina Masamba, Luwu Utara




Minggu, 12 Februari 2012

Nota dan Kejujuran

tulisan bukanlah tulisan sebelum ia dituliskan!


NOTA DAN KEJUJURAN.

Bisakah anda  memberikan harga dari kejujuran anda? Mungkin anda akan sedikit bingung dengan pertanyaan yang tidak terduga ini. Padahal, tidak sedikit dari kita yang secara tidak sadar (barangkali?) yang sudah memberikan harga dari kejujuran yang dimilikinya. Jika kita ingin membicarakan tentang kejujuran, sangat menarik jika kita dapat mengaitkannya dengan nota. Ini adalah karena berdasarkan pengalaman saya dan mungkin juga ini adalah saat yang tepat karena berita tentang perjalanan dinas fiktif oknum PNS sedang menjadi bahan cerita yang sangat menarik untuk diperbincangkan akhir-akhir ini.

Di perusahaan tempat saya berkerja, seringkali terjadi atasan saya meminta tolong untuk membelikan barang-barang keperluan kantor secara mendadak. Dan sudah menjadi kewajiban untuk setiap barang yang dibeli akan dibuatkan nota pembeliannya. Nah, disinilah saya akan bisa mempertanyakan, “berapa sih harga kejujuran itu?”. Wow, Mengapa pertanyaan seperti itu bisa muncul dibenak saya? Apakah saya berniat untuk berbohong? Lagipula menurut teori Bang Napi, selain niat, orang juga akan berbuat jahat karena adanya kesempatan. Alhamdulillah..., saya sudah mengikatkan diri pada tali mutiara kata yang menguntai bunyi, “Orang yang baik adalah orang yang mempunyai kesempatan untuk berbuat jahat tetapi dia memilih untuk TIDAK melakukannya!”.

Rasanya bukan hal rahasia lagi, walaupun nota adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban uang kepada barang yang dibeli, nota ini juga sekaligus dapat menjadi tolok ukur atas kejujuran kita. Pernah satu ketika, saya mengganti beberapa alat suku cadang motor perusahaan disaat sedang melakukan tugas luar. Setelah semuanya selesai dan saya pun meminta nota untuk menjadi bukti (selain alat diganti) di perusahaan nantinya. Alangkah kagetnya saya ketika disodorkan nota kosong yang tidak tertuliskan apa-apa selain stempel dari bengkel tersebut. Dalam kebingungan yang seketika menjadi sebuah keheranan besar, saya mempertanyakan hal itu. Dan bertambahlah volume kekagetan saya dari penjelasannya yang mengatakan hal itu sudah menjadi sebuah kebiasaan apabila ada yang meminta nota. Menurutnya lagi, biasanya mereka (meminta nota kosong) akan menuliskan nota dengan harga diatas harga yang diberikan oleh bengkel tersebut. Iseng-iseng, saya mempertanyakan berapa selisih harga yang biasanya dituliskan dinota dengan harga pembelian yang sebenarnya. Sungguh sebuah jawaban yang membuat saya tertawa dengan lucunya takdir kehidupan di bab nota dan kejujuran ini. Menurutnya, selisih harga paling tidak Rp. 5000 untuk menghindari kecurigaan. Walau di kali banyak sekalipun, semiskin-miskinnya saya, saya tidak akan pernah meletakkan harga atas kejujuran yang saya miliki. Akhirnya, saya memutuskan untuk menerima nota yang tertulis (sesuai harga), berstempel dan (plus) memiliki nomor ponsel bengkel tersebut. Jika orang yang meminta nota kosong menghindari kecurigaan atas kebohongannya dengan menambahkan selisih harga maksimal Rp. 5000, adalah baiknya saya akan menghindari kecurigaan atas kejujuran saya dengan menambahkan permintaan nomor ponsel bengkel/toko (untuk klarifikasi perusahaan) karena buruk atau baiknya kita adalah pilihan kita, bukan?

Kisah nota dan kejujuran dari saya ini belum berakhir. Di satu waktu yang lain, saya bersama teman saya diminta oleh salah satu staff di kantor saya untuk membeli barang di sebuah toko yang menurutnya total harganya adalah sebanyak Rp. 50000. Tetapi seperti biasanya sebuah transaksi di antara pembeli dan penjual, terjadilah proses tawar menawar. Harga di toko barang tersebut setelah ditawar adalah Rp. 40000. Anehnya, teman saya mengajak saya untuk tetap ‘menotakan’ harga Rp. 50000. Ini luar biasa menurut saya. Bagaimana tidak, ketika banyak orang mengatakan jujur adalah barang yang langka di Indonesia, teman saya punya pemikiran untuk ‘menjual’ kejujuran dua jiwa hanya dengan harga Rp. 10000. Ironis!

Tetapi beruntung saya tidak bergeming dan atas kehendak-Nya hal tersebut tidak terjadi. Apa kata dunia di akhirat kelak jika hal itu sampai terjadi?
“ Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka.” (QS. Al-Maidah: 119)
Adalah lebih baik menurut saya bertanggungjawab daripada menanggung malu. Seperti adegan lucu di negeri ini, jika anda bukanlah orang yang jujur, maka menjadi hal yang wajar jika pimpinan atau wakil anda juga adalah orang-orang yang tidak jujur.

Al Marudzi telah bertanya kepada Imam Ahmad bin Hanbal. “Dengan  apakah seseorang itu meraih reputasi hingga terus dikenang?”. Imam Ahmad menjawab, “Dengan perilaku jujur”. Beliau juga menambahkan, “Sesungguhnya perilaku jujur terkait dengan sikap murah tangan.”  (Thabaqatul Habilah, jilid 1).

Sebenarnya sikap jujur merupakan naluri setiap manusia. Kerananya itu, jujur juga adalah salah satu pilar dari aqidah agama Islam. Sedangkan jujur menurut KBBI adalah lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus dan ikhlas. Sungguh beruntunglah orang-orang yang menjadikan jujur sebagai prinsip hidupnya kerana sudah lebih dari cukup untuk kita menyimpulkan bahwa jujur adalah kemuliaan yang tidak akan ternilai harganya. Tetapi jika anda masih ingin menuliskan harga diatas nota untuk kejujuran yang anda miliki, berapa total harga yang ingin anda inginkan?!

Tulisan ini juga dapat dilihat di Kompas di http://filsafat.kompasiana.com/2012/02/12/nota-dan-kejujuran/ 

*Penulis saat ini magang di PT PAL.

Minggu, 05 Februari 2012

'Magang' di PT PAL




‘Magang’ di PT PAL.

Pernahkah anda merasakan betapa sulitnya dimasa sekarang ini untuk mendapatkan pekerjaan seperti yang di idam-idamkan oleh banyak orang? Lalu, pernahkah juga anda mencoba membayangkan betapa sulitnya jika telah sekian lama berkerja namun masih berstatus magang dan jauh dari merasakan hak-hak yang seharusnya dimiliki serta tidak diberikan seperti apa yang seharusnya? Jika masih dalam wacana untuk bekerja sebagai magang, sebaiknya anda membaca tulisan ini untuk dijadikan sebagai referensi. Tulisan ini adalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman saya berkerja di PT PAL yang kini telah memasuki masa 4 tahun berkerja sebagai magang.

Dalam konteks Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan), pemagangan merupakan subsistem dari pelatihan kerja. Pemagangan dalam rangka pelatihan kerja tersebut dapat dibedakan lagi berdasarkan wilayahnya, yakni Pemagangan Luar Negeri (Permenakertrans No. Per-08/Men/V/2008) dan Pemagangan Dalam Negeri (Permenakertrans No. Per-22/Men/IX/2009).
“Sekarang ini perusahaan berproduksi atas nama magang, kalau orang magang satu tahun rutin berturut-turut , maka itu namanya bekerja,” ungkap Thamrin Mosii, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia sebagaimana yang diberitakan detik.com. Lalu terbuat dari apakah yang sebenarnya dimaksud dengan magang tersebut?

Magang telah diatur khusus dalam UU Ketenagakerjaan di pasal 21- 30. Dan Pemagangan menurut Pasal 1 ayat 11 UU Ketenagakerjaan maupun menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.22/Men/IX/2009 di Bab 1 (Ketentuan Umum) Pasal 1 ayat 1 adalah:
        “bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.”
Magang di PT PAL, perusahaan yang kini saya tempati untuk berkerja berbeda samasekali dengan amanat  UU Ketenagakerjaan maupun apa yang dimaksudkan oleh Permenakertrans Nomor Per.22/Men/IX/2009 tersebut. Bagaimana tidak, para magang yang berkerja tanpa Jamsostek  berkerja sama berat, posisi dan tangungjawabnya dengan karyawan. Disini, sudah  tampak jelas adanya kesenjangan antara esensi tujuan magang yaitu mempersiapkan tenaga kerja agar memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dengan yang terjadi selama ini di PT PAL yang tidak lain adalah praktek penyaluran tenaga kerja jika tidak ingin disebut mengeksplotasikan tenaga buruh. Ini berarti, magang menjadi salah satu mekanisme yang diterapkan perusahaan PT PAL untuk menekan dan mengurangi biaya produksi semurah-murahnya dengan mengorbankan tenaga magang.

Perlukah magang mendapatkan Jaminan Sosial Tenaga Kerja? Berdasarkan Pasal 1 ayat 2,  Pasal 3 ayat 2 dan Pasal 6 ayat 1  Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (UU Jamsostek), pada prinsipnya setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK). Pasal 8 ayat 2.a UU Jamsostek juga secara khusus menyebutkan, termasuk tenaga kerja dalam Jaminan Kecelakan Kerja ialah magang dan murid yang bekerja pada perusahaan baik yang menerima upah maupun tidak. Selain itu, menurut Permenakertrans No. Per-22/Men/IX/2009 Pasal 15  ayat 1.c, Peserta pemagangan berhak untuk memperoleh perlindungan dalam bentuk Jaminan Kecelakaan Kerja dan Kematian. Inilah yang saya sangat sayangkan, dengan aturan perundang-undangan yang jelas seperti itu dan selama masa 4 tahun bekerja, saya masih tidak terdaftar di program Jamsostek  tersebut.

Selain itu, Permenakertrans No. Per-22/Men/IX/2009 Pasal 7 ayat 4 berbunyi, Jangka waktu pemagangan sebagaimana dimaksud pada ayat 2.e, dibatasi paling lama 1 (satu) tahun. Lalu, bagaimana saya bisa magang selama 4 tahun?  Ini jugalah yang dikritisi oleh Thamrin Mosii, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia diawal tulisan saya. Setiap tahunnya, saya diharuskan menandatangani Surat Perjanjian Pemagangan untuk tetap berkerja sebagai magang. Ini jelas akan menjadi sebuah pertanyaan jika kita dapat menangkap apa yang menjadi pandangan Thamrin Mosii tadi. Gambaran dari pernyataannya itu  adalah, saat ini jelas saya telah berkerja dan bukan magang (belajar berkerja) karena dari lamanya saya berkerja di perusahaan PT PAL tersebut. Magang dan berkerja sesungguhnya memang adalah dua hal yang sangat tipis perbedaannya.

Pada Pasal 4 Permenakertrans No. Per-22/Men/IX/2009 juga menyebutkan, Perusahaan hanya dapat menerima peserta pemagangan paling banyak 30% dari jumlah karyawan. Sedangkan ditempat saya magang sekarang ini, tenaga magang mencapai 116 orang dibandingkan karyawan yang hanya berjumlah 71 orang. Jelas persentase magang dari karyawan ini melebihi dari 150 persen!. Tentu, jika kita melihat dari aturan perundang-undangan dan persentase ini, besar harapan akan adanya rekrutan untuk menjadi karyawan di perusahaan tempat saya magang sekarang ini. Tetapi faktanya, setiap tahun magang semakin bertambah dan magang yang lebih dari setahun berkerja (bersertifikat) tetap cenderung untuk dijadikan magang.

Sangat jelas itu sudah bertentangan dengan Permenakertrans No. Per-22/Men/IX/2009 Pasal 22 yang menyebutkan, Peserta pemagangan yang telah memperoleh sertifikat pemagangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat 3.a dapat direkrut langsung sebagai pekerja oleh perusahaan yang melaksanakan pemagangan. Seperti inilah juga harapan Presiden SBY yang membuat pernyataan, “Tidak bisa diterima jika perusahaan besar, kemampuan besar, keuntungan besar lantas tidak tergerak untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja,” tegasnya di acara jumpa pers di halaman Kantor Kepresidenan seperti diberitakan detik.com pada awal Februari lalu dalam menanggapi kekisruhan buruh dan pengusaha yang semakin marak terjadi akhir-akhir ini.

Tetapi jika anda mengira semua itu terjadi dan saat ini saya sedang magang di BUMN PT. PAL Surabaya yang bergerak di bidang industri galangan kapal itu, maaf. Saat ini, saya sedang magang di PT Palopo Alam Lestari (PAL) yang bergerak di industri veener (kayu lapis) di Sulawesi Selatan.


Tulisan ini juga dimuat di akun: www.kompasiana.com/lanangmerah

Minggu, 29 Januari 2012

puisi# menjejak kasih-Mu


menjejak kasih-Mu


keseru nama-Mu...

dibawah langit biru
aku rindu...
serupa rumput hijau
menguning dirayu waktu...

meraba dalam pencarian
ada ragu yang terdalam

terbenam...

akulah pencari-Mu.

                      06 september 2010.

puisi# aku bugis


aku bugis

setiakawanku katamu kawan...

itu beraniku...

berdamai dengan perantauan...

membelai waktu disaat yang tak akan pernah kau duga!


kawan, seberapa pantas melayumu berlari?!


                                      04 september 2010.

puisi# biru


biru..

berpeganglah pada hatimu
dilintas garis takdir yang kau ragu
jalan ini akan ada cahaya, kita percaya...

merasa kau tak pernah mampu
bertahan saja sampai kau layu
biar gugurmu...
berputik kembang cerita yang pilu
biar terlihat biru
kita pada sejarah berdebu yang mengharu

rasakan saja kenangan yang membasahi hati...



                                              Lauwo,11 Juli 10.

puisi# menyapa pagi


menyapa pagi

hai mentari!

hangatkan jiwaku dengan selimut cahaya-Mu
yang tak satu pun serupa-rupa itu

hai udara!

berikan aku kekuatan hidup diruang-Mu
padanya yang pernah bertamu disatu waktuku
yang padanya pernah bertemu disatu waktu dulu
diruang rindu
kini aku bersenandung lagu ingin bertemu





                                                      Lauwo,10 Juli 2010.

puisi# dibatas mauku


dibatas mauku...

berkabut mimpi yang terjaga dari detik takdir semalam
berpaling,
dia mengertak asaku...
benci belati,
matanya sudah didadaku...

sampai dimana mampuku...
diatas inginnya waktu...
kembali bertemu...dibatas mauku.

masihkah rindu ini menepis cinta?



                          Di batas Sulsel-Sulteng,04072010.

puisi# rindu yang terpendam


rindu yang terpendam

terkubur sudah...
mati.,
siapa gerangan dirinya?!

padanya rindu ini sudah setengah mati...
tak pernah berhenti...
tak mau berlari... pergi.

merayu bulan... tertutup awan...
apa lacur, aku tak melawan!


                                    Mangkutana,03072010.

puisi# seandainya (dikening kenyataan)


seandainya (dikening kenyataan)

dibibir takdir.

lama kubiarkan dosa
menatapku cemburu.

hujan-hujan kubaui dengan ketabahan.

sudah gelisahku tersenyum.

lalu matanya didadaku!
membelah kepahitan yang kuperihkan
inilah cinta...
memberi tidak meminta

mendung sarat berlabuh.

dikaki hari yang mula menjejak hitam
aku hanya mau menunggu pasti

walau kegelapan!

biar.

                                                              Marobo, Sabbang  29/11/2011

puisi# seperti aku, seperti jiwaku


seperti aku, seperti jiwaku...

seperti itu
seperti berlalu

mampuku telah lelah bertahan
seperti begitu
berlalu detak waktu
atau kisahku dalam terang yang menghilang

seperti aku
seperti jiwaku
beban tak meninggalkanku

seperti aku
seperti jiwaku
hariku menunggu

                                             PT  Pal, 31mei2011.

puisi# hijau


hijau

terbang burung yang merdu.

segar hujan turut menyebar
kepada udara-udara yang bernyawa
dikening waktu pun sajakku coba turut berkicau

senja yang mencari cinta.

disudut pantai merenta mengelisah
terdampar dalam waspada
ombak yang bercita bermukim sepi
sampai kusadari
alam ini tak butuh puisi
entah.

lalu nafas-nafas keserakahan kian berjelaga hitam
dikaki pohon kehidupan yang menjadi tunggul
merapuh impian

masih hijaukah hatiku?!
                                                                         Salo Sappang, 12 april 2011.


Puisi ini saya ikutkan di lomba menulis puisi Jelang Hari Bumi (30 maret-15 april 2011).

puisi# prasasti bumi


prasasti bumi

lalu kepada takdir purba yang melangit biru
akukah akan saksi bisu?

tak sadar renta semesta
berjalan dikaki hujan yang mentanahi mimpi pelangi
prasasti bumi
penghidupan bukanlah nafas manusia sendiri

antara
langit dan bumi
kubasahi kemarau pikiran duniawi ini
tepat dititik waktu yang mungkin sudah tak berlaku
tak ingin kukehilangan janji langit-Mu
            ;Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah diciptakan dengan baik
             Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap
             Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.*


kuelus bumi-Mu
: belai nafas resahku

*ayat 56 surat Al-Araf.
                                                                          Lauwo, 11 April 2011.



Puisi ini saya ikutkan di lomba menulis puisi Jelang Hari Bumi (30 maret-15 april 2011).

puisi# mimpi


mimpi

sadarkan aku...

biar tak berniatku pergi berpaling
indah...
menyapa beban ku tersenyum
bermimpi...
tinggi tari asaku bermain sepi

ku berkisah dalam gelap takdir waktu
meruang...
pada tempat yang tak tersentuh
langitku merenung...



                       Kalaena, Luwu Timur, 03 maret 2011.

puisi# takdir


takdir

lelahku merenta
tak dapat ku menyapu debu takdir yang mempurba
yang tinggalkanku

membebani mimpiku
dilena semalam
yang merangkai asa
terputuskan waktu
terhapuskan aku

sesali letak masa di ruang yang terlupakan kisahku tertawa
lepaskan tangisku
lepaskan aku

biarku terlupa..


                                                         Malangke, 07042011

puisi# utaramu, aku


utaramu, aku

yang resah lalu gelisah pada geliat lena perindu
disini aku tetap aku.

jadikan aku utaramu
sebelum engkau benar-benar merajuk.

                                          

                                                   Lambarese, 16/02/2011.

puisi# kuatkan aku


kuatkan aku
*untuk yang berduka*


kepada takdir yang kita yakini...
kekuatan apa yang akan kauberikan untuk kami?


mengkhianati.

pernahkah kau ku lukai?
akankah kau melukainya?
tolong jangan kau melukai aku lagi...

disini.
aku melihat
takdir menonton
kematian menertawai kehidupan...

tapi tidak akan untukku!

                                    06022011.

puisi# mesir


mesir
(dengan wajah indonesia)


bergolak ilmu mentanahi langit
sungguh!
mimpi terbangun telat pagi
meretak kokoh  puncak piramida

akankah menjadi 'segitiga kecil'?

kita adalah hati
menduniawi...
sadarkah kita?!




*bebasnya demokrasi Indonesia
adalah kebodohan yang direncanakan*

                                                 06/02/2011.

puisi# sebentar lama


sebentar lama

biar lalu kutemukan jalanku sendiri

sampai dimana aku tiada mampu
disitulah aku menjemput waktu yang lalu

yakinkah aku?!

                                        Sabbang, 29 12 2011

puisi# kawan (selamat jalan)


kawan

kepada waktu yang mengkhianati
kepada takdir yang curang

kawan,
tidakkah kau juga merasa?
kau tau apa yang aku tau, bukan?
zalim berlaku adil...

tentang hitamputih bersama kita
dan kini...
tentang airmata kurniaan tuhan?

kawan,
jalanmu terbentang!
dan biarkan aku membenci hari yang tanpamu, sudikah kau?!

*selamat jalan sahabatku, hendra...*

                                               Lauwo, 28 jan 2010.


p/s:

terkenang kepadamu sahabat...
       "arghh.. terbuat dari apakah kenangan itu?"

Kamis, 12 Januari 2012

puisi# Separuh Aku



mimpi tentang langit pagiku nanti, aku menangis...
yakinku,
jika tanpa masa lalu, bagaimana bisa punya rindu?



                                          Lauwo, 12 Jan 2012.





Selasa, 10 Januari 2012

Pasar Ikan Di Senayan

Keributan Pasar Ikan Senayan membuncah ruah. Bagaimana tidak, berbagai jenis ikan mendadak dijajakatakan di gedung wakil rakyat sana. Selain ada paus yang akan makan ikan, ada beberapa jenis ikan lagi yang diteriakkan disana seperti ikan Salmon, ikan Tongkol dan ikan Teri Asin. Mau beli ikan Piranha? Ada. Alhasil, Dewan Perwakilan Rakyat  (DPR) berubah fungsi menjadi Depot Perikanan Rakyat atau mungkin setidaknya sudah menjadi Dinas Pasar Rakyat sejak beberapa hari terakhir ini.


Pasar Ikan Senayan berawal dari ikan Salmon politisi Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana yang mengatakan bahwa politisi Golkar dan PKS adalah politisi intelektual kagetan yang asal ngomong dalam menyalurkan syahwat politik untuk mencapai orgasme politik mereka. Sindiran ini dilontarkan Sutan Bhatoegana karena Golkar dan PKS dinilainya adalah partai koalisi pemerintah yang terus menyerang SBY.


Nah, kalau tidak ribut, bukan pasar ikan namanya. Geram disebut ‘ikan salmon’, Bambang Soesatyo (Partai Golkar) membalasnya dengan ikan Teri Asin karena Sutan Bhatoegana dinilainya adalah politisi yang asal teriak sana sini. Bambang juga menambahkan, Sutan Bhatoegana bermulut asin!

Nasir Jamil dari politisi Partai Keadilan Sejahtera pun tidak terima disebut ikan Salmon. Dia pun 'menjajakan' ikan Piranha karena menurutnya Partai Demokrat punya pikiran, hati dan bicara yang selalu berbeda-beda. Menurutnya lagi, politisi Partai Demokrat adalah ikan Piranha yang buas!

Dan pasar ikan ini belum berakhir, masih ada ikan Tongkol dari Politisi Partai Demokrat, Gede Pasek Suardika. Sindiran ini, isinya tong kosong hanya bikin dongkol ditujukankannya kepada politisi yang di anggapnya frustasi terhadap kasus Century karena tuduhan-tuduhan politisi tersebut tidak terbukti.

Lalu kapan pasar ikan ini berakhir? Menurut Martin Hutabarat (Gerinra), semua ini akan berakhir pada saat ‘ikan paus’ muncul. Sekarang ini, hanya menunggu waktu saja dimana saatnya nanti ikan Paus itu datang dan menghentikan semua geliat ikan-ikan kecil tersebut.

Akhirnya, beberapa fakta diatas juga menunjukkan bahwa ada beberapa anggota DPR yang secara tidak langsung mengakui bahwa mereka adalah binatang dari jenis ikan walaupun ikan benaran rasanya masih lebih berguna (bergizi) dari ‘ikan-ikan’ (busuk) digedung DPR itu.

“Saya sendiri pun nggak yakin ikan-ikan yang dikutip itu mau disamakan dengan anggota dewan,” Burhanuddin Muntadi (LSI).

Wah, ternyata di DPR sana banyak ikan, ya? Enaknya nih, digoreng atau dibakar? Atau pada nggak doyan ikan? Dibilangin aja tuh ke wakil ikan-ikannya, ke laut aja loe....

Selasa, 03 Januari 2012

FOTO-FOTO LUCU PEMAIN KAYU

Berikut ini adalah foto-foto lucu pekerja (baca: pemain) kayu yang sempat terekam ketika saya sedang bertugas dilapangan maupun ketika saya sedang berada di kantor...


Nah, difoto ini keliatan banget saya yang sedang ‘setengah mampus’ memikul kayu. Niat hati sih, membantu buruh mobil mengangkut kayu...


Haaa...  Nih lagi yang parah... motor ma orangnya dah pada kagak mampu tuh... baring ma bantal guling dikasur woii! Apasal baring dimotor ma kayu bundar?! Hehehe...


Nih foto ma teman saya dikasi judul: “pesta pabrik”.


Sebelum kerja guling kayu masuk kolam produksi, bertengger dulu aahhh....



Kerja di perusahaan, pintar-pintarlah... biar kerja tadak, gaji tetap jalan!


Urusan fee, premi dan pencapaian target kubikasi adalah urusan mengikat kepala dari pengikat rambut! Wow!


Ini nih, kerja grader/scaller log kalo kagak tugas luar. Ada yang bagi-bagi masker, ada yang bagi-bagi kaos tangan and ada juga yang pake CD dari masker! Hahaha..

Maaf, ini lagi tidak ada ide mau menulis apa... Dan sekedar info, foto-foto tersebut diambil menggunakan handphone sonyericsson Naite J105i.