Dear blogger,
Satu pertanyaan klise; terbuat dari apakah rindu itu?!
Perasaan itu sangat menderaku semalam. Saya benar-benar
ingin bertemu dengan sahabat-sahabat terbaikku. Berkumpul dan saling berbagi
tentang kelucuan dan mungkin juga menjadi ajang saling curhat untuk menghakimi
takdir hidup ini. Sebuah rencana besar, kan?! Aku lebih suka memilih kata besar
daripada kata mulia. Tidak ada alasan terbaik untuk itu.
Akhh, taukah
blogger?! Semalam kepingan kenangan-kenangan masa sekolahku menyatu
perlahan-lahan. Ada terlihat garis tawa yang sangat membekas disana. Serpihan kecil
yang sempat terlupakan pun, tercantum lagi dengan tawa yang membahagiakan.
Blogger, terinspirasi dari chattingan rame-rame Facebook semalam, pagi ini saya menyempatkan menulis
serangkaian kata-kata yang kusebut puisi. Setujukah blogger?! Akhh, kata dan bentuk sebuah puisi
terlalu jamak pengertiannya, kan?! Semoga sahabat-sahabat terbaikku menikmati
persembahan kata-kata ini:
RINDU
Seperti hujan yang telah berhenti; disini.
Hatiku basah.
Mimpi yang bertanya;
mengapa?
Ada, tapi tiada
siapa-siapa!
Duh, bukan main!
Waktu yang dinikmati
sedang menghakimi
Ini bukan tak berarti
Seperti mati yang
sekalipun tidak kutakuti
Seperti kokoh kaki asaku
memaku bumi
Aku tidak mau mati; titik
Inilah yang tak pernah
kusesali.
Tidak bisakah kau
membiarkanku bernafas sejenak tanpamu?!
Biar ku baui hujan tadi
sendiri.
Lauwo, 24 Februari 2013.
Blogger, Tak ada gading
yang tak retak, tak ada manusia yang sempurna. Dan rindu ini adalah ikatan
rasa persaudaraan yang sangat indah! Rindu... duh, rindu lagi! ;-)
wah... terlalu rindu ini cess..;)
BalasHapusyap!!! benar-benar rindu... hahaha
BalasHapus