Minggu, 29 Januari 2012

puisi# prasasti bumi


prasasti bumi

lalu kepada takdir purba yang melangit biru
akukah akan saksi bisu?

tak sadar renta semesta
berjalan dikaki hujan yang mentanahi mimpi pelangi
prasasti bumi
penghidupan bukanlah nafas manusia sendiri

antara
langit dan bumi
kubasahi kemarau pikiran duniawi ini
tepat dititik waktu yang mungkin sudah tak berlaku
tak ingin kukehilangan janji langit-Mu
            ;Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah diciptakan dengan baik
             Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap
             Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.*


kuelus bumi-Mu
: belai nafas resahku

*ayat 56 surat Al-Araf.
                                                                          Lauwo, 11 April 2011.



Puisi ini saya ikutkan di lomba menulis puisi Jelang Hari Bumi (30 maret-15 april 2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar